Waerebo Village: Harmoni Alam dan Budaya yang Berpadu di Atas Awan Flores


credit to @backpackermalas (on instagram)
Desa Wae Rebo sering di selimuti kabut tebal pada saat pagi hari, yang mana membuat suasana yang sejuk dan menenangkan. Desa ini hanya bisa di capai dengan berjalan kaki sekitar 23 jam melalui jalur pendakian yang dikelilingi hutan tropis.

credit to @backpackermalas (on instagram)

Wae Rebo terkenal dengan tujuh rumah adat berbentuk kerucut yang disebut Mbaru Niang. Rumah-rumah ini bukan sekadar tempat tinggal, tetapi juga simbol persatuan dan warisan leluhur. Material yang di bangun dari bahan alami seperti bambu, ijuk, dan kayu, setiap Mbaru Niang memiliki makna dan fungsi tersendiri dalam kehidupan sosial warga. Bentuknya yang khas ini menjadi ikon budaya yang menarik wisatawan dari seluruh dunia.

credit to @backpackermalas (on instagram)
Masyarakat Wae Rebo hidup dengan menjaga tradisi leluhur dan keseimbangan dengan alam. Mereka masih menjalankan adat istiadat turun-temurun, mulai dari tata cara membangun rumah hingga upacara penyambutan tamu, yang disebut Waeluu.

credit to @backpackermalas (on instagram)
Mengunjungi Wae Rebo bukan hanya perjalanan wisata, melainkan sebuah perjalanan jiwa. Di tengah alam yang masih murni dan budaya yang terjaga, Wae Rebo mengajarkan arti harmoni antara manusia, budaya, dan alam.

Akmal Maulana Purwanto

